"Well, I guess this is the end."ucapku pelan.
Kamu diam, aku menunduk.
"Aku tahu kamu menyesal, tapi aku sudah memaafkanmu, sungguh," kataku.
"Kita
nggak harus seperti ini, kamu tahu. Mungkin kita bisa mengulang dari
awal, me-restart hati masing-masing. We can learn to love again."
ucapmu.
Aku diam. Menimbang.
"Kita bisa kembali, kamu tahu. Kita bisa jadi pasangan sempurna lagi."
"Hampir," kataku.
"Yeah, we're almost perfect, lalu kamu pergi? Nggak masuk akal," ucapmu.
Lalu aku terdiam, lama sekali.
"Seberapa besar inginmu; menginginkan kita saling menginginkan?" Akhirnya aku angkat bicara.
Kamu terdiam, lama sekali. Hingga aku bisa mendengarkan detak jam dinding di ujung ruangan. Tik. Tok."Hei
kamu tahu?" tanyaku pelan."Detak jam itu mengingatkanku akan kekonyolan
cerita ini. Mengingatkanku akan kita yang hampir sempurna, tapi mati."Tik. Tok. Tik. Tok. This is pointless.
"Because almost is never enough you know," ucapku lalu berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar