Senin, 15 Oktober 2012

#FlashFiction Seperti yang kau minta

 Heyyo, people! Sekarang lagi ketagihan bikin #FlashFiction nih. Tapi berdasarkan lagu. Huehehe.
Dan buat selingan dalam penantian kalian dalam Bahagia Itu Sederhana 4 juga nih! Hehe. So, happy reading, and may the odds be ever in your favor.
****

"Maaf," kataku seraya menahan tangis.  Dia hanya diam.
"Maaf buat segalanya. Maaf," ucapku lagi.
Dia hanya diam.
Kau tahu? Diammu menyiksaku.
"Maaf," ucapku lirih dan tak kuat menopang beratnya semua ini, aku terduduk lalu menangis.
"Maafkan aku," rapalku dengan terus menangis.
Kau tahu? Hanya meminta maaf yang bisa kulakukan.
Dia hanya diam terpaku. Menatapku pilu.
"Jingga, sudahlah..." dia mulai membuka suaranya dan menenangkanku.
Ini terlalu sakit, Syid. Kamu tak tahu rasanya menjadi aku.
"Maaf, maaf, maaf..." kataku terus-menerus sehingga nyaris gila.
"Sudah, tak apa.."
"Aku tahu ku tak akan bisa menjadi seperti yang engkau minta.Namun selama nafas berhembus aku 'kan mencoba," aku bernyanyi dalam tangis.
"Jingga..."
"Ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian, mencoba mencari celah dalam hatimu," kataku melanjutkan lirik lagu tersebut.
Dia diam. Diammu selalu menyiksaku, Syid. Kamu tahu itu.
"Kamu sahabatku..." katanya. "Maafkan aku bila aku telah membuat kata harapan dalam kamusmu tercipta." tambahnya.
Perih.
Semua ini maksudnya apa? Kenapa kamu tega?
Aku diam dalam tangis. Aku diam dalam kepedihan.

"Bahkan kamu tidak memberiku kesempatan," kataku sedikit sesenggukan. Dia mundur selangkah.
"Tidak, bukan itu," katanya. "Kamu sahabatku. Aku menyayangimu sebagai sahabat,"
"Tidak tahukah kamu aku menyayangimu dari lama?" tanyaku lirih.
Sejak tiga tahun yang lalu.
"Aku sudah menunggumu, aku sudah berharap," tambahku.
"Kamu juga tak tahu berapa lama aku menyayanginya. Dia. Nadira. Kamu tak tahu, Jingga," kata Rasyid. Aku tertohok.

"Kalau begitu, ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian," kataku lalu tersenyum semanis yang kubisa saat itu.
"Maafkan aku..." ucap Rasyid lirih.
"Aku tahu dia yang bisa menjadi yang seperti apa yang engkau minta," lantunku setengah menggoda.
"Maafkan aku, kamu sahabatku," kata Rasyid lagi.
Aku tersenyum. Walaupun sakit. Berdiri. Bersiap beranjak.
"Aku tahu kutakkan bisa, menjadi seperti apa yang kau minta. Tapi aku sidah mencoba, dan aku gagal," kataku. "Sudahlah, maafkan aku yang telah mengatakannya. Perasaanku yang sudah kupendam sejak lama," tambahku dengan berusaha menyisipkan tawa. Lalu, berbalik dan memulai langkah.
"Terimakasih. Dan maaf untuk segalanya," tambahku sekali lagi tanpa menoleh.
Rasyid hanya menatapku.Dia diam. Dan tetap menyiksaku.
"Aku tahu kau tak sekuat itu," ucap Rasyid kepadaku.
Sial. Kau mengerti aku 'kan? Mengapa memberi kesempatan kepadaku sesulit itu?
"Haha, I'm okay," jawabku tetap tanpa menoleh. Berusaha kelihatan ceria. Padahal tangisku semakin membuncah, Dan aku mempercepat langkahku.

****
Ampuni aku yang telah
  memasuki kehidupan kalian
  Mencoba mencari celah dalam hatimu

Aku tahu ku takkan bisa
menjadi seperti yang engkau minta
namun selama nafas berhembus
Aku kan mencoba
menjadi seperti yang kau minta
Seperti Yang Kau Minta - Chrisye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar