Senin, 02 Juli 2012

Bahagia Itu Sederhana #2.

"Kamu tadi main Truth or Dare?" tanya Adam pada Sherina tengah perjalanan pulang mereka.
"Aduh, mati aku!" rutuk Sherina dalam hati. "Dia benar-benar mendengarkannya!"
"Hem?" kata Adam meminta jawaban. Sherina hanya tertawa.
"Haha, iya. Kebiasaan Blackpearl kan emang gitu. Main di lapangan tolak peluru terus. Hehe.." kata Sherina berusaha menutupi.
"Sherina, aku tahu kau berteriak itu." sela Adam. Sherina langsung menunduk.
"Tapi itu kan aku dapat Dare yang tidak enak. Itu saja." sekali lagi Sherina ingin menutupi.
"Biasanya semua Dare itu beralasan. Seperti kau tadi, meneriakkan,'Adam, aku suka kamu' tiga kali. Mungkin saja kau suka padaku. Wahaha" kata Adam ngasal.
"Apaan. Emang siapa yang mau suka kau? Bisa-bisa cowokmu itu, eh, siapa namanya? Irfan? cemburu padaku. Aku kan lebih cantik daripada dia. Haha" canda Sherina lalu memukul lengan Adam pelan.
"Tapi, kau kan emang cantik." cetus Adam tiba-tiba.
Sherina poker face. Tapi dalam hatinya dia senang sekali Adam bilang begitu.
"Pelis, Dam. Kayak gini dibilang cantik? Kiamat, Dam." kata Sherina.
Adam diam saja .
*****
Hari itu, Sherina senang sekali. Itu benar-benar membuat dia melayang tinggi hingga langit ketujuh. Memang daridulu dia menyukai Adam yang sahabatnya itu dari satu tahun ini. Tapi, hari itu memang hari yang istimewa bagi Sherina. Karena Adam mengatakannya.
Sekali lagi, Adam mengatakannya.
Adam mengatakan apa yang ingin Sherina dengar. Kata-kata itu. Kata-kata aku suka kamu itu. Walaupun dari SMS. Oh, tapi siapa peduli? Bagi Sherina yang penting Adam mengatakannya. Yang dia tunggu selama satu tahun ini tidak sia-sia. Ternyata Adam balas menyukainya.
Tapi kalian tahu? Sherina hanya menjawab,"Aku menyayangimu juga:D" saat itu. Tapi sebenarnya dia ingin menjawab lebih dari itu. Tapi tak dia lakukan itu. Dia hanya terlalu senang. Apakah itu salah?
******
Satu bulan berlalu, semua berjalan baik saja. Sherina dan Adam memang pasangan yang cocok. Mereka sahabat yang tidak seperti sahabat. Untuk ukuran sahabat memang mereka terlalu dekat. Hubungan mereka sulit untuk dilabeli.
Tapi Sherina dan Adam memang keras kepala. Mereka tak peduli hubungan mereka tak berlabel. So what? yang penting mereka saling menyayangi. Sudah cukup itu saja. Tidak lebih.
Sherina berpikir seperti itu hingga...
"Eh, Sher. Kamu sama Adam itu pacaran nggak sih?" tanya Naila ketika Sherina memilih Truth ketika Blackpearl (lagi-lagi) bermain Truth or Dare.
"Hngg.. Enggak." jawab Sherina jujur.
"Haa? Serius? Kupikir kalian pacaran, lho. Kalian dekat sekali." kata Lena tak percaya.
"Iya, Lena. Kita tidak pacaran. Hanya kayak 'aku suka kamu dan aku juga suka kamu' lalu kita saling menyayangi. Hanya itu" jelas Sherina.
"Kalian tidak melabeli hubungan kalian?" tanya Gladis polos.
"Emm.. mungkin"
"Serius, Sher. Kamu bisa? Kalo tiba-tiba dia suka mantannya gimana?" tanya Naila ragu-ragu dan seperti menyembunyikan sesuatu.
"Insyaallah. He rek langit mendung yah." kata Sherina berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Sher. Pelis. Jangan mengalihkan pembicaraan." kata Dina.
Lalu ponsel Sherin bergetar. Menandakan ada sms masuk. Sherina membukanya.

From: Adam.
Eh, Sher. Kamu ke tangga IPS ya. Aku mau ngomong sesuatu :)

Dan Sherina jawab saja,
To: Adam
Oke :)

Lalu, Sherina pamit ke sahabat-sahabatnya untuk ke tangga IPS sebentar. Dan dia tak melihat wajah sahabat-sahabatnya itu yang ingin melarang dia pergi kesana sebelum hatinya terluka.

Sherina tidak tahu kalau sahabat-sahabatnya mengetahui semua yang akan terjadi. Sahabat-sahabatnya tahu hubungannya dengan Adam. Sahabat-sahabatnya tahu yang akan terjadi. Dan mereka tahu ini akan menghancurkan hati Sherina.
"He gimana ini? Masa' kita biarkan Adam ngehancurin hati Sherina?"  tanya Lisa khawatir.
"Tapi.. Adam itu keras kepala, Lis. Kita harus gimana?" kata Dina pasrah.
"Kita emang gabisa apa-apa. Tapi tolonglah.." kata Naila tidak terima.

Sementara itu di Tangga IPS, Adam sulit mengatakan apa yang sebenarnya ingin dia katakan.
"Dam, ada apa?" tanya Sherina. Adam ragu-ragu.
"Aku memang menyayangimu, Sher. Tapi aku tak bisa buat lebih hubungan kita." kata Adam lirih.
DEG. Senyum Sherina mulai tipis.
"Hngg... Mm..maksudnya, Dam?" kata Sherina mulai gemetar.
"Maafkan aku. Ternyata aku masih menyukai Nadira." jelas Adam.
"Astaghfirullah. Ternyata yang ditakutkan Naila benar." batin Sherina syok.
Sherina syok. Dan dia diam saja.
"Aku memang menyayangimu tapi aku tak bisa lebih. Aku takut mengatakannya sejak lama. Aku takut kamu terluka. Aku tak mau itu terjadi."
"Sejak lama? Demi tuhan." batin Sherina dalam hati. Tapi,Sherina masih diam.
"Itu sakit, Sher. Melihat orang yang aku sayang terluka. Itu sakit." kata Adam lagi.
Sherina tetap diam.
"Jadi semua ini sia-sia? Ini semua tak berarti?  Aku hanyalah pelampiasannya. Bahkan semua harapan itu.." pikir Sherina.
"Dengarkan aku, aku tahu label hubungan kita tidak penting. Tapi aku menyayangimu, dan kau juga begitu. Mengetahui kau balas menyayangiku dan aku bisa tetap bersamamu aku sudah sangat bahagia. Tidakkah kau begitu?" kata Adam mencoba menjelaskan semua.
Sherina tidak menjawab.
"Oh, ayolah, Sher! Katakan sesuatu. Jangan membuatku cemas begini." kata Adam kepada Sherina. Mata Sherina mulai berkaca-kaca.
"Bagaimana jika ketika aku mengatakan sesuatu itu membuatku lebih terluka, Dam?" tanya Sherina pilu.
"Aku tahu bahagia itu sederhana. Tapi tahukah kau kalau hatiku terluka?" tambah Sherina.
Adam diam.
"Jangan paksa aku untuk mengerti hal ini. Kau tahu aku keras kepala. Dan kau menjadikanku sebagai pelampiasan? How amazing creature." kata Sherina dengan nada sarkasme tertahan.
"Dengar, cinta tak harus memiliki.." kata Adam terpotong.
"Tapi, salahkah aku jika aku ingin memiliki dan terus bersama orang yang aku cintai, Dam?" tanya Sherina. "Iya? Salahkah aku, Dam?"
Adam diam.
"Oh, dan kau yakin kita akan tetap bersama setelah ini? Kupikir kau akan lebih memilih Nadira daripada aku." kata Sherina.
"Kau tahu aku terluka, Sherina! Kumohon mengertilah." kata Adam memelas.
"Kau terluka? Oh, aku tahu rasanya. Aku tahu kok rasanya stuck dimasalaluku. Tapi aku lalu menyukaimu dan begitu saja." kata Sherina sarkasme. "Aku melupakan masalaluku. Karenamu, Dam. Karena kau!" jerit Sherina. Dia mulai terisak.
Adam diam.
Adam mulai berkata dengan lirih, "I love you."
Mendengar itu, Sherina makin terisak.
Sherina menjawab ucapan Adam. Sherina mengatakan dengan suara yang pelan, " I love you too."
dan dia lalu meninggalkan Adam di tangga IPS itu.
*****
Sherina berlari menuju lapangan tolak peluru. Dia sakit hati. Dan dia terluka.
Sahabat-sahabatnya melihat Sherina menangis. Mereka sudah tidak tega. Bahkan saat Sherina masih menenangkan diri dengan memeluk Putri, mata mereka sudah berkaca-kaca.
Lisa menghela napas, "Ini terjadi juga." katanya.
"Sher, yang sabar, Sher.." kata Naila berusaha menenangkan.
"Adam bodoh." kata Sherina seraya mengusap air matanya dan melepaskan pelukannya.
"Kamu yang sabar. Yang sayang kamu tidak cuma Adam kok, Sher. Ada kami." kata Dina.
Isakan Sherina terdengar memelan dan terdengar memilukan sekali.
"Oh, ayolah, Sher. Kau yang mengatakan sendiri jika cinta itu hal yang berharga dengan dua sisinya. Walaupun satu sisi pahit dan satunya manis, cinta itu berharga. Cinta memiliki kenangan dan perasaan. Dan cinta bisa kita dapatkan dari teman dan sahabat yang menyayangimu. Bukan hanya satu orang. Kan ada kami. Kami juga akan selalu menyayangimu, Sher." kata Lena.
Semuanya pun memeluk Sherina dan mereka menangis bersama.
Di tangga IPS, Adam hanya menyesali perbuatannya. Adam merasa hubungannya dengan Sherina tidaklah sia-sia. Dan Adam melihat Sherina menangis untuk pertama kalinya. Dan itu membuatnya terluka. Dia mulai mengingat sesuatu.
Flashback itu berputar dipikirannya.
Dia ingat ketika pertama kali bertemu dengan Sherina. Ketika pindah ke Malang dan sedang berberes, keluarga Sherin, yang ternyata tetangganya datang dan berkenalan. Sherina yang masih berumur sepuluh tahun itu juga bertemu Adam. Melihat Adam, Sherina pun tersenyum. Senyum yang manis hingga Adam masih mengingatnya sampai sekarang.
Adam merasa bodoh. Ternyata terlalu berat meninggalkan Sherina.
*****
Lalu, setelah sekian lama. Sherina berusaha untuk tidak terlalu sedih lagi. Tapi tetap saja. Dia tak mau menemui Adam. Ketika Adam menatapnya saja dia langsung memalingkan muka. Dan ternyata kejadi itu membuahkan trauma bagi Sherina. Sekarang dia benci dipanggil "cantik" atau yang lainnya. Dia seperti minder dan berpikir jika Adam yang mengatakannya, itu hanyalah kebohongan.
Sherina lebih pendiam dari biasanya. Sherina sudah tak suka pergi ke kelas Adam lagi untuk menemuinya. Dan perubahan inilah yang tak disukai Adam. Bahkan ditakuti Adam sendiri. Dia tak mau Sherina terlalu terluka. Bahkan setelah mengetahui dari Naila bahwa Sherina takmau dibilang cantik pun, Adam semakin terluka.
Ternyata bertindak terlalu jauh. Dan ternyata tindakannya salah.
*****
Tanggal 17 april, diumumkan bahwa ada diakannya lomba Putra-Putri Kartini. Ini memang tradisi sekolah setiap tahun. Dan setiap kelas harus memilih perwakilan untuk lomba itu. Kelas Blackpearl atau 9B mulai memilih perwakilan kelas mereka.
Dan, ketika 9B setuju untuk memilih perwakilan Aji dan Sherina, Sherina menentangnya.

"Sher, kalau kamu jadi Putri Kartini 9B gaapa ya?" tanya Dina mencoba.
"Hah? maksudnya?" Sherina rada kaget dan sedikit memohon ini tak terjadi.
"Yah, Blackpearl memilihmu." kata Naila.
"Oh, really? Kalian bahkan tak memintaku secara terhormat." kata Sherina dengan nada sarkas dan kentara sekali dia tak menyukainya.
"Oh who cares? Semua sudah setuju kok" kata Ajeng. Sherina tidak terima.
"Oh, kalian ini mau mengejekku? Maksudnya ini apa?" ucap Sherina mulai marah.
"Kau harus mengakuinya terkadang, tapi kami tidak mengejekmu. Kau itu kemungkinan bisa menjawab pertanyaan untuk lomba itu. Dan kau itu cantik! Admit that!" jelas Lena.
Ekspresi muka Sherina mulai seperti terkejut dan kesal.
"Wha-.. You said that 'B' word? I hate you!" ucap Sherin.
"Hey, you. Stop that. You have talent." kata Naila.
"Oh, sure. After I knew that Adam will be the 9D's Putra Kartini, kau yakin aku masih mau? tidak." kata Sherina ketus.
"Oh astaga, Sherina. Kau masih memperhatikannya kan?" kata Naila sinis. Kata-kata itu mulai menusuk hati Sherina. Sherina terduduk.
"Listen,  I have to move on. Because this is pointless." kata Sherina mulai terisak.
"Kami tahu. Dan kami hanya memintamu untuk mewakili 9B saja. Kami tahu kau akan menganggapnya kebohongan atas mengatakan bahwa kau cantik tapi ini bukan." kata Putri.
"You have talent. Kau berbakat seperti Adam." kata Dina.
Sherina mulai melembut dan menerima. Dia sudah lumayan tenang.
"Aku demam panggung. Dan kalian tahu itu." kata Sherina seperti merengek.
"Oh, jangan merengek. Kami tahu kau berani. Kau berani kok saat lomba dance yang pernah kau ikuti itu." kata Lena.
"Mau ya?" tanya Dina.
Sherina hanya mengangguk pelan sambil mengusap air matanya.
*****
Sherina melakukannya dengan teramat sangat baik. Dan setelah dia memakai kebaya berwarna cokelat dan diberi riasan, dia nampak begitu cantik. Sempurna.
Sekali lagi aku mengatakan, Dia melakukannya dengan baik. Dia bahkan menjawab pertanyaan juri dengan baik. Dia.. Sempurna.
Begitu juga Adam, mereka tampak sempurna. Dan orang-orang menyukai mereka. Dan orang-orang menebak mereka akan menang.
Mereka dijagokan untuk menjadi Putra-Putri Kartini tahun ini.

Dan tebakan orang-orang itu benar. Merekalah pemenang Putra-Putri Kartini tahun ini. Adam adalah Putra Kartini tahun ini, sedangkan Sherin putrinya. Mereka pun berdua maju. 
Ketika mereka berjalan mendekat kepada MC yang tidaklain adalah Naila, Adam menggandeng tangan Sherina.
Awalnya Sherina ingin melepaskannya. Tapi mereka sudah telanjur dilihat satu sekolah. Dan satu sekolah sepertinya belum mengetahui kalau mereka sudah berjauhan.
Dan ketika maju dan bergandengan tangan itu semua orang terlihat excited dengan itu. Mereka menyoraki mereka dan menganggap mereka pasangan tercocok.
"Orang-orang itu belum mengetahui jika Adam lebih memilih Nadira daripada aku." batin Sherina sambil tersenyum palsu. Hatinya sakit. Ini sulit dilakukan.
Lalu, Naila yang berperan sebagai MC memecahkan lamunannya,
"Nah! Inilah Putra-Putri Kartini tahun ini! Adam dan Sherina! Mereka terlihat cocok sekali ya?" ucap Naila berbasa-basi. Sherina mendelik. Adam tersenyum saja. Senyuman Adam ini membuat Sherina tahu jika ada yang janggal dari ini.
Naila mulai tersenyum menggoda setelah mengetahui Sherina menatap bingung kepadanya. 
"Eh tau nggak kalau misalnya mereka ini belum pacaran? Tapi cocok banget ya?" kata Naila sambil tersenyum nakal.
Adam berdehem. Seakan itu adalah tanda untuk memulai sesatu yang direncanakan. Naila mengerti, dan dia segera memberikan mic-nya kepada Adam.
Lalu, Adam berlutut didepan Sherina dan tetap menggenggam tangannya. Sherina syok. Dia bingung terhadap semua ini.
"Sher, kamu mau nggak jadi pacarku?" ucap Adam pelan-pelan.
Oh.  Sherina mulai mengerti. Ini rencana Naila dan yang lainnya. Mereka memaksa Sherin untuk ikut lomba ini dan yakin bahwa Sherin akan menang. Ini rencana yang hebat.
Dan, Sherina masih syok. 
Dan satu sekolah semacam ikut syok dan senang juga. Hey? masa-masa begini langka 'kan?
"Halo, Sherin? Kita membutuhkan jawaban disini.." kata Naila membuyarkan lamunan Sherina.
"Hngg... Aku tak tau.." Sherina mulai berkata.
"Yaahh..." yang lainnya menyoraki Sherina.
"Tapi, kukira kau masih suka Nadira?" kata Sherina masih dengan nada kecewa tertahan.
"Tidak, you are the only one." kata Adam kepada Sherina.
Sherina diam. Dia mulai berpikir.
Lena mulai mengeluarkan sifat aslinya, heboh. Dan dia meneriakkan, "Terima, terima, terima, terima." hingga yang lain mengikuti.
"Astaghfirullah.." ucap Sherina setelah mendengar sekitar satu sekolah meneriakan itu.
"Sherin, udahlah terima aja." kata Naila memanas-manasi.
Karena terdesak dan lumayan melayang Sherina menjawab, "Hngg.. Iya deh."
"Serius? Kau tidak terpaksa kan?" ucap Adam.
"Tidak, aku menyayangimu juga, Dam"  kata Sherina ramah.
Lalu, satu sekolah menyoraki mereka.
Ternyata memang Adam menyesali perbuatannya. Dia lalu meminta tolong pada Naila untuk membantunya dan Naila melakukannya. Dengan rapi tentunya. Sherina merasakan dia bahagia saat itu. Bahagia sekali.

See? Bahagia itu sederhana. Kau hanya butuh meyakini semuanya akan baik saja. Kau hanya butuh menyadari bahwa kau istimewa. Itu saja.

9 komentar:

  1. Kesamaan nama tokoh itu hanya kebetulan belaka ya rek.
    terus sori ceritanya mbulet dan ending e ngglethek --" masih belajar aku~

    BalasHapus
  2. Adam adam ~ cielah adam ;;) tak doain terjadi ya tapi kenapa kamu tulis aku hebih -..- ah sudahlah adam ;;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwk amin ae seh. tapi lak aku bilang kesamaan nama hanya kebetulan belaka lel ._.

      Hapus
    2. Kebetulan yang disengaja kah ? Bwahahaha ._.v

      Hapus
    3. Itu fakta kan ;;) pasti kebetulan yang disengaja aku yakin ituuuuuuu ;;) *banting bulu mata*

      Hapus
  3. hauhhhwwwhhhhhhhh keyennn >.< lanjutin dumz

    BalasHapus